Senin, 14 Juli 2025

Ayah, Sebelum Aku Mengenalmu, Aku Sudah Kehilanganmu



Aku tumbuh tanpa sapaan yang menuntun langkah,
tanpa peluk yang meredakan gelisah di dada.
Tak ada genggaman saat dunia terasa asing,
hanya sunyi yang menyelimutiku—dingin dan hening.

Aku belajar melangkah dalam senyap,
belajar tabah dari kehilangan yang tak pernah kuminta.
Tak kutemukan bayangmu di hari-hariku,
hanya sisa tanya yang enggan berlalu.
Kau tak sempat menjadi tempatku berpulang,
saat hati rapuh dan dunia menjatuhkanku perlahan.

Dan kini kau telah begitu jauh,
melewati batas yang tak pernah aku bayangkan.
Belum sempat kutahu cara kasihmu mengalir,
belum ada percakapan yang benar-benar hadir.

Namun di antara sepi yang dulu kupeluk sebagai luka,
tumbuh perlahan rasa yang tak lagi menggugat semesta.
Kini yang tersisa hanyalah diam,
dan doa-doa lirih yang kutitipkan dalam keheningan malam.

Meski kisah kita tak sempat utuh terjalin,
aku belajar menerima dengan hati yang pelan-pelan mengerti—
bahwa rindu tak selalu menuntut alasan,
dan cinta tetap bisa hidup meski tak pernah disempurnakan.

Semoga di sana engkau temukan damai,
sebagaimana aku pun mencoba menemukan tenang,
di antara kenangan yang tak pernah menjadi nyata,
namun menetap—dalam hati, selamanya...Ayah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayah, Sebelum Aku Mengenalmu, Aku Sudah Kehilanganmu

Aku tumbuh tanpa sapaan yang menuntun langkah, tanpa peluk yang meredakan gelisah di dada. Tak ada genggaman saat dunia terasa a...